Senin, 02 Februari 2015

Balita Pendek (Stunting) Ancaman bagi Pembangunan Sumber Daya Manusia Di Kayong Utara


Sukadana, 15 Januari 2015
Balita yang mengalami Stunting atau pendek terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tak tepat. Akibatnya, kemampuan kognitif tidak berkembang secara maksimal karena perkembangan otak yang terhambat.. Ia pun mudah sakit dan daya saingnya rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan. Kerusakan tubuh dan otak anak yang disebabkan stunting adalah sesuatu yang tidak dapat diubah.
Pada anak yang Stunting menyebabkan kinerja anak disekolah akan menurun, dan juga menutup peluang mendapatkan pekerjaan yang diinginkan dikemudian hari. Ini adalah ketidakadilan yang sering diturunkan dari generasi ke generasi yang memotong jauh di pembangunan nasional. Kebanyakan masyarakat mengganggap bahwa pendek di tentukan oleh keturunan dan merupakan takdir yang tidak dapat dihindari.
Dari data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Tahun 2013 menunjukkan bahwa di Kayong utara, balita dengan tinggi badan dibawah rata-rata pendek sebesar 46 %. Data itu menunjukkan dari seratus balita ada di Kayong utara sebanyak 46 anak yang pendek. Ini merupakan angka yang tinggi bagi suatu daerah yang sedang berkonsentrasi dalam meningkatkan kualitas SDM guna bersaing dimasa depan.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan komitmen dari seluruh pihak. Balita pendek dapat di atasi melalui serangkaian langkah sederhana dan terbukti seperti peningkatan gizi perempuan, pemenuhan gizi selama kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan seorang anak, inisiasi menyusui dini dan asi eksklusif, memberikan makanan yang tepat serta tambahan vitamin dan mineral. Diperlukan kesadaran seluruh elemen masyarakat untuk bisa memberikan Gizi yang cukup pada anak di 1000 hari pertama kehidupan, asupan gizi yang cukup pada masa-masa 1000 hari pertama kehidupan adalah suatu yang sangat penting yang bisa menyebabkan anak itu stunting atau tidak. Jika asupan gizi pada masa tersebut tidak cukup maka kemungkinan anak bisa tumbuh stunting dan jika di masa-masa tersebut asupan gizi cukup maka kemungkinan besar stunting pada anak bisa ditanggulangi. (Efrizal Fariandi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar