Sabtu, 13 April 2013

Operasi Katarak Gratis Dinas Kesehatan Kabupaten Kayong Utara 2013


SEJARAH PATRI (PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN SELURUH INDONESIA)

Sejak tahun 1993 putera puteri anak cucu Transmigran menanti kehadiran suatu lembaga/organisasi yang mewadahi para anak cucu transmigran. Gagasan untuk menyatukan keinginan, menyalurkan aspirasi pandangan dan pemikiran, membina dan mengembangkan sumber daya manusia agar mampu menjadi pelaku dan sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan nasional khususnya di bidang ketransmigrasian, ternyata sudah muncul sejak 10 tahun yang lalu. Demikian dikatakan oleh Bapak Drs. Mirwanto Manuwiyoto, MM. Kemudian pada tanggal 16 Pebruari 2004 baru dapat terwujud dengan lahirnya sebuah wadah yang bernama Perhimpunan Anak Transmigran Indonesia (PATRI) . PATRI lahir melalui sebuah proses yang cukup panjang, mulai sejak dicetuskannya ide tersebut oleh para tokoh anak bangsa seperti Prof. DR. Ir. MP. Tjondro Negoro, Prof.DR. Wibowo, SE. Mphil, Mayjen TNI (Purn) Murwanto, Drs. Djoko Sidik Pramono, MSc, Dra. Dyah Paramawartiningsih, Ir. Sobagyono, Prof. DR. Ir. Muhajir Utomo, MSc, Drs. H. Sarimun Hadisaputra, Msi dll, sampai pada saat dilakukannya kongres pertama tanggal 16-17 Pebruari 2004 yang berlangsung di Jakarta dengan menghasilkan beberapa rumusan antara lain Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), Susunan Kepengurusan, Program Kerja dan Naskah Deklarasi.

PATRI lahir melalui sebuah Deklarasi resmi yang berlangsung pada pada tanggal 9 Maret 2004, dihadiri oleh Bapak Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta jajaran aparatnya, Dewan Pengurus Pusat, serta para tamu undangan antara lain Media cetak dan elektronik, Rektor Universitas Jenderal Sudirman Prof. Drs. Rubijanto Misman beserta para mahasiswanya dari anak-anak transmigran yang sedang menuntut ilmu di Universitas tersebut. Acara deklarasi dimulai pada jam 9.00 wib, diawali dengan pembacaan do'a, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Transmigrasi, sambutan Ketua Umum PATRI, Pembacaan Deklarasi dan sambutan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.

PATRI lahir sebagai tantangan atas kebutuhan alamiah dari para generasi anak-anak transmigran di Indonesia, demikian dikatakan oleh Ketua Umum (Prof. DR. Ir. Muhajir Utomo, MSc). Hal ini dapat dimengerti karena keberadaan transmigrasi di Indonesia sudah terjadi sejak sebelum masa kemerdekaan. Berdasarkan data (th 2002), transmigrasi telah berhasil mengembangkan sekitar 3.500 desa baru dengan berbagai infrastrukturnya, yang dihuni oleh sekitar 2,2 juta KK/8,8 juta jiwa, 30 desa diantaranya telah berkembang menjadi ibukota kabupaten/kota yang terus tumbuh dan berkembang dengan berbagai aspek dan dinamikanya masing-masing. Apabila dihitung sejak masa kolonisasi (transmigrasi jaman Belanda), maka jumlah transmigran beserta anak keturunannya sekitar 20 juta jiwa. Keberhasilan program transmigrasi telah membuka areal produksi baru di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan yang mampu menyerap ribuan, dan bahkan jutaan tenaga kerja. Kesuksesan yang diraih itu tidak luput dari permasalahan-permasalahan seperti : munculnya anggapan bahwa transmigrasi hanya untuk etnis tertentu, rusaknya lingkungan hutan lindung, terjadinya distorsi pengelolaan proyek, sistem pemberdayaan yang terkesan sentralistik dan isyu disintegrasi, maka PATRI merasa sangat prihatin dengan kondisi tersebut, sehingga PATRI terpanggil untuk memulihkan dan membangun citra positif ketransmigrasian, serta dalam pemahaman dan filosofis, maka PATRI hadir sebagai upaya untuk mematri atau merekatkan kembali tanah air tercinta sesuai Visi dan Misi yaitu :

Visi

" Kembalinya Gerakan Transmigrasi sebagai Perekat Nasional Lintas Budaya, Suku, dan Agama "

Misi :
  1. Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa dengan semangat keberagaman.
  2. Mengembangkan sumberdaya kawasan transmigrasi demi kemaslahatan seluruh masyarakat. Dari redaksi Pusdatintrans mengucapkan selamat berjuang buat PATRI.